Hello, Goodbye
Arisa Higashiyama #Dealova || Ficlet
PG-13 || Friendship, Angst
|| Oh Hayoung ( A Pink), Song Qian/Victoria (fx) ||
Hanya sebuah fanfiction yang masih membutuhkan kritik dan
saran
***
Ada
banyak hal yang Tuhan rahasiakan dari kita. Awal dan akhir ialah salah satunya.
Kita tidak tahu dan tak akan pernah tahu, kapan akan bertemu seseorang. Dan
dimana pertemuan itu.
"Permisi,
bisakah membantuku?"
"Ne,
ada apa?"
"Apakah
kau mengetahui letak apartemen ini?"
"Oh..
dari halte itu kau naik bus lalu turun di halte pemberhentian pertama. Tepat di
depan halte, itulah tempatnya."
"Arraseo,
ghamsahamnida!"
"Nde,
cheonmahamnida."
Yang
kita anggap sebagai sesuatu yang hanya sekilas berlalu bahkan tidak pernah
teringat, tiba – tiba saja dijadikan terulang kembali. Dan lagi – lagi di
tempat yang tak kita duga.
"Permisi,
boleh aku duduk di sini?"
"Tentu,
silahkan saja."
"Hei,
kau yang waktu itu membantuku di halte, kan?"
"Benarkah?
Aku bahkan nyaris lupa."
"Ne,
annyeonghaseyo Song Qian-imnida!"
"Annyeonghaseyo,
Oh Hayoung-imnida. Kau dari China, ya?"
"Yaps,
tepatnya di Qingdao. Kau sendiri, asli dari Seoul?"
"Aniya..
Aku dari Incheon."
Semua
kedekatan ataupun hubungan dimulai dari perkenalan. Biasanya diawali dengan
kebahagiaan yang membuncah. Dengan mengenal, kita membuka gerbang cerita baru.
Memulai petualangan baru.
"Qian-ah,
ajari aku bahasa Mandarin, ne.. ne?"
"Kau
yakin? Penulisannya juga pengucapannya berbeda dengan hangul, iho.."
"Iya,
aku yakin! Aku mulai menyukainya. Ajari aku, jebal..."
"Arraseo,
mari kita mulai."
Banyak
hal baru yang tentu akan kita pelajari. Banyak hal baru yang akan kita buka.
Banyak pengalaman yang dapat kita rasakan. Juga.. tentu saja perasaan sukacita
di dalam hati.
"Hayoung-ah,
jadi berkunjung?"
"Tentu
saja! Kau akan mengajariku teknik dasar kungfu, kan?"
"Bukan
aku yang mengajarimu. Tapi Hangeng-ge."
"Wae?
Kenapa tidak kau saja?"
"Aku
masih tahap belajar, kalau aku mengajarimu adanya aku menyesatkanmu!"
"Aigoo..
Baiklah, aku mengerti Qian-er!"
"Berhenti
ber- aegyo!"
"Ha
ha ha..."
Tapi
bodohnya aku adalah melupakan satu hal. Yang seharusnya kukenal sejak awal.
Ya,
aku lupa untuk berkenalan dengan akhir.
Yeah,
tentu saja kebanyakan dari kita- termasuk aku terlalu terlena dengan awal yang
menyenangkan, sehingga.. Lupa untuk mempersiapkan diri.
"Jung-seonsaengnim,
kenapa 2 hari ini Qian tidak masuk?"
"Hhmm..
seharusnya kau tahu hal ini sejak lama."
"Ada
apa, saem?"
"Qian-ssi
sudah pindah ke Negara asalnya."
"Ige
mwoya?! Maksudku, kenapa mendadak?"
"Keluarganya
hanya member keterangan bahwa kepindahan ini terkait dengan urusan keluarga.
Jadi tentu saja kita tidak berhak mengganggu privasi mereka."
"Jadi
mereka sudah tidak di Korea Selatan lagi?"
"Ne.
Mianhamnida Hayoung-ssi."
EPILOG
Ketika
Jung-seonsaengnim berlalu dari hadapanku, pikiranku masih terpaku
di tempat. Hari – hariku selanjutnya nyaris menyerupai yeoja putus
asa yang ditinggal kekasihnya di drama yang sering ditonton eonni-ku.
2
tahun berlalu,
Dan
aku masih bertanya – tanya sendiri.
Aku
tahu aku salah, terlena pada sebuah hal, tanpa ingat sebuah resiko
Aku
tahu aku salah, sering menuntut semua berjalan sesuai keinginanku
Aku
tahu aku salah, terkadang ingin menyalahi garis Tuhan kepadaku
Kuharap
bukan aku seorang yang ingin persahabatan ini tetap ada
Kuharap
bukan aku seorang yang ingin pertemuan itu kembali terulang
Kuharap..
takdir dan waktu mau bekerja sama
Hey
Qian-ie, walau kau ada di sana,
Aku
tetap sahabatmu, kan?
_END_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar