Tittle :
Say Good Bye
Author : Xi Ai Liu #Dealova
Genre :
Drama (Family,Brothership),Hurt/Comfort,Angst
Length : Ficlet (971 Words)
Rating :
PG-13
Main Cast :
-
(EXO’s
D.O.) Do Kyung Soo
-
(EXO’s Kai)
Kim Jong In as Do Jong In
Other Cast : Find by yourself
Disclaimer : All cast aren’t mine. Just
fanfiction!
A/N : Fanfic ini pernah kuplikasikan
sebelumnya dengan menggunakan nama tokoh yang berbeda. Dibutuhkan kritik dan
saran. Maaf jika kurang feel.
Korea Selatan! 2 tahun meninggalkan
tanah kelahiranku,membuang segala memori-memori yang kuanggap menyebalkan,dan
menjalani kehidupan indah sebagai seorang mahasiswa di universitas terkenal di
Inggris. Konyol rasanya kembali,bukan untuk berlibur namun karena sebuah misi.
Mungkin berlebihan tapi ini semacam misi penyelamatan bagiku. Target yang harus
keselamatkan adalah salah seorang keluargaku. Seseorang yang pernah kucoba
hilangkan nyawanya.
“Eomma,kita
mau kemana?” Tanya seorang anak lelaki berusia 5 tahun kepada sang eomma yang
sedang menyetir.
“Kamu
diam saja!” Balas sang eomma membentak.
Sang
anak tersentak itu kemudian memalingkan wajah sendunya ke jendela. Mobil yang
dinaikinya terus menembus kegelapan malam,ke sebuah daerah asing. Dia jelas
takut,tapi pastinya tak ada satupun orang di mobil itu yang mau meneladeni
ketakutannya.
“Kyungsoo-hyung,kita
ini dimana?” Kali ini dia bertanya kepada hyung-nya. Namun Kyungsoo;anak
laki-laki berusia 9 tahun yang duduk di kursi depan itu tetap bergeming.
“Hyung…”
Kali ini seraya menggoyangkan tangan hyung-nya.
“Diam
Jongin! Apa kurang jelas?!” Dengan penuh
ketidaksabaran dan kejengkelan, Kyungsoo menepis tangan mungil
namdongsaengnya-nya tersebut.
Dan
Jongin pada akhirnya memilih bertanya-tanya sendiri dalam hati. Tidak ingin
lagi mendapat bentakan.
Hingga
akhirnya.. mobil berhenti. Diam-diam Jongin menghembus napas kelegaan.
“Jongin turun!” Perintah eomma-nyat iba-tiba.
“Aniyo…!”
Pekiknya histeris. Setelah menghela napas panjang,sang eomma memandang putra sulungnya yang duduk di
sebelahnya. Kyungsoo mengangguk paham dan keluar mobil.
Jongin
memandang penuh kebingungan disertai ketakutan luar biasa saat tiba-tiba
seseorang membuka pintu di sebelahnya dan berteriak.”KELUAR!” Tangan hyung-nya
menariknya tanpa ampun.
“Andwe
hyung…!” Tolak Jongin sambil menangis.
Namun apa daya,kekuatan Kyungsoo lebih besar dibandingkannya,Jongin semakin
terseret keluar.
“Hiks
hiks.. eomma.. hyung.. Mianhae. Jongin janji tidak akan nakal,Jongin sayang eomma dan
hyung...”
Tangisan
Jongin semakin keras dan menyesakkan, seandainya
ada yang mendengar,orang itu pasti akan langsung menghampiri mereka dan membawa
Jongin bersamanya. Namun nampaknya hal tersebut tidak berlaku bagi eomma dan hyung-nya.
BRAK…!
“Aku
selesai eomma!” Teriak Kyungsoo bersemangat bersamaan dengan itu mobil tersebut
melaju cepat melintasi kegelapan malam.
“Hiks
hiks... kenapa eomma dan hyung jahat?Jongin
salah apa?” Rintih bocah tersebut penuh pilu. Air matanya terus mengalir, penuh
harap mobil itu kembali dan membawanya pulang.
“Jonginnie.. andaikata saat itu polisi
tidak menemukanmu.. Huh,bagaimana jadinya?” Lirihku sambil tersenyum miris.
Miris mengingat kekejianku terhadap bocah berusia 5 tahun. Bodohnya kau,Kyungsoo!
“Tuan Kyungsoo!” Panggil seseorang
dibelakangku.
“Jeon-ahjussi?!” Pekikku tertahan. Jeon-ahjussi adalah supir
keluargaku sejak aku kecil. “Panggil aku Kyungsoo saja.”
“Baiklah Kyungsoo-ssi, Anda sudah ditunggu
di rumah sakit,” Balas Jeon-ahjussi.
Kemudian aku-pun mengikuti beliau ke tempat parkir sambil berusaha mengatur
detak jantungku yang terus mengedor seakan meminta keluar.
Rumah sakit,hhmm.. bukan tempat asing
untukku. Yang asing adalah aku yang datang ke sana karena telepon eomma di pagi
hari waktu Inggris. Dimana eomma yang selalu bersikap tenang mendadak jadi menjerit-jerit
histeris seperti kerasukan, menyampaikan kabar yang membuatku syok.
Kyungsoo,
cepat pulang nak! Adikmu sekarat! Dia divonis leukemia stadium 4! Walau dia
koma,eomma yakin dia dapat mendengarmu. Eomma mohon pulang sekarang! Sebelum
terlambat!
Adikku,Do Jongin. Dengan penyakit yang
selalu kumaki-maki keberadaannya. Bagaimana pun juga,setelah kami berdua beranjak
remaja aku selalu ‘dibuat dekat’ dengannya. Entah mengapa aku menjadi satu
kelompok dance dengannya. Dan yang
paling tak masuk akal,Jongin yang kutahu tak suka bernyanyi tiba-tiba menjadi
teman duet-ku. Tentu saja itu ulah seosangnim-ku.
“Apa Kyungsoo-ssi tidak ingin
mengetahui kondisi Jongin-ssi?” Pertanyaan Jeon-ahjussi membuyarkan lamunanku.
“Ehmm.. eomma bilang Jongin koma,” Jawabku pelan. “Kenapa kita tidak tahu
kalau dia sakit?” Konyolnya aku bertanya begini,aku saja acuh kepadanya.
“Jongin-ssi menyembunyikan dengan rapi,
saya sendiri baru tahu sewaktu dia mendadak pingsan di halaman.” Terdengar
kesenduan dalam setiap kata-katanya.
Ya Tuhan.. Jeon-ahjussi saja begitu perhatian kepada dongsaeng-ku,lantas dimana keberadaanku selama ini. Rasanya dosa
ini akan terus menghantuiku.
“Maaf jika saya lancang,tapi Anda tidak
menyalahkan Jongin-ssi atas meninggalnya Tuan bukan?”
Aku menggeleng cepat. Walau mereka
kecelakaan bersama,bukan berarti Jongin penyebabnya. Harusnya aku bersyukur dia
berhasil selamat. Huh,dimana akal sehatku selama ini. Kenapa baru sekarang
aku.. ah sudahlah!
***
Aku berlari secepat mungkin menuju
kamar rawat Jongin. Dan ini dia,saat kubuka..
“Jongin sudah mengucapkan salam tadi..”
Ucap seorang wanita paruh baya yang berdiri di samping ranjang dongsaeng-ku. “Sebelum dia pergi.”
Bohong! Eomma bohong! Aku belum sempat meminta maaf,belum sempat
memeluknya, belum sempat mengatakan bahwa aku menyayanginya. Perlahan kakiku
berjalan menuju ranjang tempat adikku tersayang berbaring tanpa nyawa.
Kugenggam tangan dinginnya,kuusap perlahan rambutnya yang menipis,tak peduli
dia tahu atau tidak.
“Mianhae
Jonginnie. Harusnya kau mendapat hyung yang
lebih baik dariku.”
Air mataku tumpah,mengingat semuanya. Masa
bodoh aku ini namja,memang namja tidak boleh menangis? Aku mulai membayangkan sakit yang diterima
Jongin dari hyung kandungnya. Memori
itu bertumpahan. Saat aku mendorong Jongin di tangga, saat Jongin menyuapiku
sewaktu aku sakit, saat aku mempermalukannya di lapangan sekolah ketika sekolah
menengah, saat dia tersenyum kepadaku,saat…
“Jongin sudah memaafkanmu, dia sendiri
yang tadi mengucapkannya.” Eomma
berusaha menenangkanku, tangannya mengusap lembut bahuku. Bukan, bukan itu
masalahnya,aku ingin dia mendengar ketika aku berkata…
“Hyung
menyayangimu Jonginnie. Hyung menyayangimu.”
Kupeluk tubuhnya yang begitu kurus, walaupun
semasa hidupnya dia tak pernah merasakan pelukanku. Biarlah kali ini aku lama
memeluknya. Berusaha merasakan semua perih yang selama ini dia pendam, merasakan
saat dia mengacuhkan fakta bahwa aku membencinya.
Kuusap pelan rambut tipisnya lantaran
kemoterapi hingga menyisahkan beberapa helai di tanganku. “Hyung menyayangimu, saeng!”
Desisku di telinganya.
“Gwaenchana
?” Tanya eomma dengan wajah
sembab.
“Ne..
seperti yang eomma lihat!” Jawabku
berusaha tegar.
Mendadak tampak olehku Jongin yang
berdiri di sampingku sambil tersenyum kemudian melambai. Aku terperangah dan
melihat sekeliling, apakah ini karena aku yang terlalu membayangkannya? Selamat
jalan adikku sayang, di sana pasti tak ada lagi sakit yang kau rasakan seperti
di sini.
_END_
ngefeel asli :') kyungsoo jahat! jongin kasian :( tapi ini sad ending, bete. tapi ini keren. pokoknya kapan kapan kaisoo hrs romance plus happy ending. titik. pokoknya, kakak jjang!^^
BalasHapus